JPNOnline.com – Di tengah persawahan Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, terdapat sebuah makam yang menjadi tujuan peziarah pada malam 10 terakhir Ramadhan. Makam Syech Imam Ahmadipuro, Mbah Wali Muhtar dan Mbah Wali Alam Taro ini memiliki sejarah yang kaya dan spiritualitas yang mendalam.
Makam ini terletak di dalam sebuah bangunan utama berbentuk joglo, yang merupakan arsitektur tradisional Jawa. Di dalam bangunan ini, terdapat makam dari Kyai Alam Taro, seorang santri atau murid dari Kyai Muhtar.
Kyai Muhtar sendiri merupakan sosok yang penting dalam sejarah Jombang. Beliau merupakan keturunan dari Pangeran Benowo, putra dari Sultan Hadiwijaya. Sultan Hadiwijaya adalah raja dari Kerajaan Pajang, yang merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Jawa pada abad ke-16.
Dengan latar belakang sejarah yang kaya, makam Mbah Wali Ahmadi Puro, Mbah Wali Muhtar dan Mbah Wali Alam Taro, menjadi tempat yang sakral bagi peziarah. Banyak umat Islam yang datang ke makam ini untuk melakukan itikaf dan dzikir, terutama pada malam 10 terakhir Ramadhan.
Suasana yang tenang dan damai di sekitar makam membuat peziarah merasa nyaman dan tentram. Peziarah dapat melakukan itikaf dan dzikir di makam ini dengan suasana yang tenang dan damai.
Peziarah Badi Andika mengaku merasa nyaman dan tentram saat melakukan itikaf di makam ini.ia mengatakan sering berziarah ke makam ini, pada hari hari biasa seperti, pada malam Jumat, ya di malam ini tujuan kami hanya untuk berdzikir bermunajat kepada Alloh SWT,
“Saya merasa sangat nyaman dan tentram saat melakukan itikaf di makam ini. Suasana yang tenang dan damai membuat saya dapat lebih fokus dalam melakukan dzikir dan memohon ampun kepada Allah SWT,” Kata Badi Andika
Di area makam ini banyak makam bersejarah lainnya, bagi Anda yang ingin melakukan itikaf dan dzikir di makam ini, dapat mengunjungi Desa Banyuang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Pastikan Anda untuk menjaga kebersihan dan ketertiban di sekitar makam, serta menghormati peziarah lainnya.( FTR)