Jombang – JPNOnline – Tanggul sungai di sebelah timur Dusun Wonokerto, Desa/Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, mengalami keruntuhan, mengakibatkan aliran sungai membanjiri permukiman padat penduduk di dusun tersebut.
Cobaan ini dimulai ketika air mengalir dengan cepat, memenuhi jalan-jalan desa dan masuk ke dalam rumah-rumah penduduk. Situasi pun membuat warga Dusun Wonokerto dalam keadaan siaga. Mereka dengan cepat berupaya menyelamatkan diri dan mengungsi ke beberapa titik, termasuk balai desa, jembatan layang, dan sepanjang jalan di Stasiun Peterongan.
Dalam upaya penanganan, sejumlah petugas dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Puskesmas Peterongan turut membantu, melakukan evakuasi terhadap para lanjut usia menggunakan ambulans. Mereka kemudian ditempatkan di balai desa setempat. Hingga siang ini, kondisi air mulai surut, namun sekitar 40 hingga 50 orang masih berdomisili di balai desa. “Di balai desa khusus untuk lansia, ibu hamil, bayi, serta anak-anak,” jelas Babinsa Desa Peterongan, Koramil 0813, Serka Nyono Prasetyo, pada Selasa (10/12/2024).
Nyono menjelaskan bahwa banjir yang menggenangi Dusun Wonokerto disebabkan oleh hujan deras yang melanda pada Senin (9/12/2024) sore hingga malam. Seolah hujan dicurahkan dari langit, membuat volume air sungai meluap dan merembes ke permukiman warga. Tak hanya itu, tanggul yang jebol di sebelah timur semakin memperparah situasi, menyebabkan intensitas aliran air semakin meningkat. “Dalam hal ini, Dusun Wonokerto terletak lebih rendah dari permukaan sungai,” tambah Nyono.
Lalu, seberapa banyak Kepala Keluarga (KK) yang terdampak? Nyono memaparkan bahwa akibat banjir, sekitar 500 KK terkena dampak yang terbagi ke dalam enam RT, mulai dari RT 01 hingga RT 06. “Semua KK di enam RT tersebut terdampak,” lanjutnya.
Meski begitu, tidak semua warga memilih untuk mengungsi; sebagian dari mereka memutuskan untuk bertahan di rumah karena ketinggian air yang mulai menyusut. Air di dalam rumah kini mencapai setinggi lutut orang dewasa, sementara di jalan, ketinggiannya lebih rendah. Semalam, ketinggian air mencapai satu meter, namun kini tampaknya sudah mulai surut. Di jalan, air bahkan menyusut menjadi setinggi lutut hingga mata kaki, berkat kondisi jalan yang lebih tinggi. Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa yang diterima,” pungkas Nyono, ” (FTR)